Session Talk: Tuberculosis (TB) and the Role of TB Community in Cambodia

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan menimbulkan masalah yang kompleks baik dari segi medis maupun sosial, ekonomi, dan budaya. Berdasarkan Global TB Report WHO 2020, Indonesia merupakan negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia.

Kamboja sempat menjadi negara dengan tingkat kematian akibat TB tertinggi di dunia, dengan prevalensi 380 orang pada setiap 100 ribu populasi pada 2015. Angka persebaran infeksi TB ini dinilai tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain, menurut WHO.

Meski Kamboja merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sedikit, jika soal epidemi TB, mereka menjadi pusat perhatian penting lembaga-lembaga kesehatan lokal dan dunia.

Reproductive Health Association of Cambodia, organisasi non-profit yang bergerak di bidang kesehatan, aktif berpartisipasi dalam sosialisasi TB di desa Sromsothmy, Kamboja.

Sosialisasi itu penting, mengingat Kamboja tergolong negara dengan pelayanan kesehatan yang buruk, khususnya untuk penanganan epidemi TB.

“Pelayanan kesehatan di sini (Kamboja) tidak berjalan dengan optimal sejak Perang Saudara Kamboja tahun 1965-1970,” ujar Dr Jamie Tonsing, Direktur Regional Kawasan Asia Tenggara untuk International Union Against Tuberculosis and Lung Disease seperti yang dilansir CNN, Selasa (28/3/2017).

Live Streaming melalui media sosial Instagram dan Facebook dinilai efektif untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat luas, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Inilah yang membuat Live Streaming menarik untuk diproduksi, ditonton maupun menjadi media advokasi. Tidak dipungkiri, pengguna internet dan media sosial saat ini merupakan generasi milenial, dan gen z, yang mana sebanyak 80% pengguna lebih menyukai tayangan video secara langsung daripada membaca artikel teks maupun blog. Itu data berdasarkan Livestream. Tidak hanya itu, pengguna aplikasi kita kenal dengan Instagram dan Facebook   meningkat   bahkan   bermunculan   bakat-bakat   potensial   yang   dimiliki   orang Indonesia terutama dalam pembuatan video streaming.

Karena  itu, pentingnya mengadakan kegiatan Live Streaming dengan tema mengenai penyakit TBC, sebagai sarana edukasi masyarakat melalui media sosial, untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada pasien TBC.

Live streaming kali ini berkolaborasi dengan Mr. Shok Chamreun pendiri organisasi komunitas yang Bernama KHANA di Kamboja dengan bertemakan “Tuberculosis (TB) and the Role of TB Community in Cambodia”

Mr. Shok Chamreun adalah pendiri organisasi komunitas yang Bernama KHANA di Kamboja. KHANA sendiri kepanjangan dari Khmer HIV/AIDS NGO Alliance. Organisasi ini berfokus tidak hanya pada HIV dan AIDS saja, tetapi juga fokus pada TB di negara tersebut.

Visi dari KHANA adalah KHANA bercita-cita untuk Kamboja yang mendukung kepemilikan, dan pemberdayaan masyarakat, di mana semua orang memiliki akses yang adil ke HIV, tuberkulosis (TB), dan layanan kesehatan lainnya yang berkualitas, termasuk PTM, dan NKT, dan peluang pembangunan berkelanjutan. Kemudian Misi dari KHANA adalah Untuk terus menjadi pemimpin dalam respons HIV dan tuberkulosis (TB), sambil menangani kebutuhan kesehatan dan pembangunan yang lebih luas.

Tujuan dari didirikannya KHANA adalah:
– Berkontribusi untuk menghilangkan HIV baru, dan TB, dan memperkuat sistem kesehatan, yang menangani PTM, hepatitis virus dan mencapai cakupan kesehatan universal (UHC).
– Membangun ketahanan manusia melalui pengembangan sistem komunitas dan organisasi yang berkelanjutan.
– Memperkuat kapasitas organisasi dan teknis masyarakat sipil, termasuk KHANA itu sendiri.
– Mempromosikan keragaman, hak, dan kesetaraan gender.

Berikut profil TB di Negara Kamboja:

Ada Tema live streaming kali ini, banyak viewers yang mengajukan pertanyaan mengenai TB di Negara Kamboja. Beberapa pertanyaan yang diajukan beserta jawaban dari narasumber sebagai berikut.

Jadi sejauh mana peran komunitas terutama penyintas TB SO atau TB RO dalam penanggulangan TB. Apakah mereka juga mendirikan organisasi sama seperti di Indonesia?

“KHANA sebagai organisasi local ini sangat memndukung untuk keterlibatan penyintas TB, jadi mereka mempunyai lebih dari 100 peer support organisasi dengan anggota lebih dari 2000. Baru sekitar 2 minggu yang lalu mereka melakukan pembentukan organisasi jaringan penyintas TB secara nasional yang terdiri dari 10 provinsi di Kamboja untuk menjadi komite dan mitra penting bagi pemerintah terutama untuk advokasi dan monitoring. Jadi ada seperti Indonesia juga, Cuma lebih langsung ke nasionalnya, yang local hanya kecil-kecil.”

Pencapaian yang sangat luar biasa itu pasti ada tantangan dan hambatan. Bisa dijelaskan seperti apa hambatan dan tantangan kemudian berserta solusinya bagaimana?

“Yang jadi masalah terutama adalah pasien yang bersembunyi karena tidak mau bilang kalau dirinya terkena TB sampai sangat sakit. Kalau sudah seperti ini susah untuk dites dan didiagnosa, mereka enggan untuk keluar rumah. Kedua ada masyarakat yang miskin, tidak hanya miskin secara ekonomi tetapi juga miskin pengetahuan atau pendidikan. Untuk yang seperti ini biasanya dibuatkan support group, support group ini nantinya akan berkunjung dari rumah kerumah untuk merujuk ke yang sakit dan memberitahu bahwa obat TB itu gratis. Tidak hanya obat yang gratis, tapi untuk masyarakat miskin pemerintah Kamboja punya program untuk orang miskin ini bisa dapat identitas sebagai masyarakat miskin yang kemudian akan ada bantuan dari pemerintah untuk mereka baik berupa uang atau rujukan ke layanan yang bagus milik pemerintah. Sayangnya program seperti ini belum banyak dari mereka yang tahu, bisa dibilang KHANA ini sebagai jembatan antara pemerintah karena KHANA adalah mitra pemerintah kepada masyarakat. Tantangan yang kedua adalah, adanya COVID-19, mobilisasi dibatasi, tidak bisa kemana-mana, mereka ikut mengatur strategi supaya layanan berkualitas tetap bisa didapatkan oleh tidak hanya pasien TB tapi juga penyakit lain. Sebagai tambahan buat dukungan pada pasien TB yang miskin itu mereka juga melalui dari pemuka agama / pendeta atau biksu. Mereka menaruh kotak dana yang nantinya diisi uang nantinya setiap bulan peer support akan mengambil dana tersebut untuk diberikan pada pasien TB yang benar-benar miskin.

Dikarenakan waktu yang sangat terbatas. Acara live zoom  dan Facebook pada siang hari ini telah selesai dilaksanakan. Moderator dan Host pamit undur diri dan akan bertemu di sesi live episode selanjutnya.

Untuk dokumentasi kegiatan telah diupload di Instagram dan Youtube
1. https://fb.watch/hueHKvYeli/
2. Tuberculosis (TB) and The Role of TB Community in Cambodia with Mr. Choub Sok Chamreun from KHANA – YouTube

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *